Kamis, 19 April 2012

Kisah Ahli Permata


Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujui permintaannya. “Datanglah ke sini besok pagi.” katanya.

Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli permata itu meneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore.



Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya. Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.
Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, “Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu?”

Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, “Akan tiba saatnya nanti,” dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, “Ini bukan batu yang sama!”

“Lihatlah, kamu sudah belajar,” kata gurunya.

Kita tak pernah sadari setiap hal kecil yang kita lakukan adalah awal untuk sesuatu yang besar. Namun terkadang kita tak cukup sabar untuk menjalaninya. Kesabaran adalah gerbang dari setiap ilmu, saat kita dapat menguasai akal pikiran dan emosi, saat itulah kita siap mepelajari hal sesulit apapun, karena keberhasilan hanya dapat diraih ketika kita mempelajari dengan sabar setiap kegagalan yang kita peroleh.

"Belajarlah untuk sabar, dan sabarlah dalam belajar, maka kau telah menguasai setengah dari Ilmu tersulit di bumi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar